Pada saat memesan catering bandung Resep Bunda, semua calon klien akan ditanya apakah ada alergi makanan tertentu yang diderita calon klien, apalagi jika klien yang ditangani adalah anak-anak. Alergi makanan biasanya menimbulkan gejala yang tidak menyenangkan setelah menyantap makanan tertentu seperti gatal-gatal pada kulit. Dan pada kasus yang sangat berat, alergi makanan bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa.
Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Masyarakat masih sering salah kaprah dalam memahami alergi makanan. Reaksi tubuh terhadap makanan bukan berarti alergi makanan. Tetapi bisa jadi intoleransi makanan. Apa bedanya antara alergi makanan dengan intoleransi makanan ?
Alergi makanan ternyata tidak terjadi pada banyak orang seperti yang diduga selama ini. Alergi pada makanan hanya diderita 0.1–5% penduduk saja. Alergi makanan pada anak atau pada bayi hanya terjadi pada 3-10% saja. Alergi makanan memiliki gejala mirip dengan intoleransi makanan, dan orang sering keliru menafsirkan gejala tersebut dan menganggapnya alergi. Alergi makanan harus ditangani segera, karena meskipun gejala awalnya ringan, lama kelamaan dapat menjadi berat.
Alergi adalah respon tubuh abnormal terhadap suatu zat yang berkaitan dengan sistem kekebalan pada tubuh. Jika kita menderita alergi makanan, setelah makan bahan makanan tertentu walau dalam jumlah kecil maka reaksinya akan timbul. Ciri alergi makanan di antaranya adalah :
- Kulit : alergi dapat menyebabkan kulit menjadi gatal-gatal (biduran/kaligata) yang dapat menghilang setelah beberapa waktu
- Saluran pernapasan : batuk, asma, sesak napas
- Saluran pencernaan : diare, muntah, perut keram, kembung
- Sistem tubuh : tekanan darah berubah, gangguan irama jantung, jantung berdebar, sakit kepala, kelelahan
Sementara itu, intoleransi makanan terjadi secara bertahap dan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Jika kita menderita intoleransi makanan, kita masih dapat mengkonsumsi makanan tersebut dalam jumlah kecil tanpa menimbulkan reaksi. Intoleransi makanan adalah respon sistem pencernaan (bukan sistem kekebalan) ketika zat makanan mengganggu sistem pencernaan atau tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan baik atau juga disebabkan karena penyakit tertentu.
Secara umum, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan intoleransi makanan, di antaranya adalah :
- Ketiadaan enzim tertentu yang diperlukan untuk mencerna suatu makanan secara utuh, misalnya laktosa.
- Zat tambahan atau pengawet dalam makanan. Zat tambahan pada makanan akan menimbulkan efek samping pada tubuh. Makin banyak dikonsumsi maka efek samping yang terjadi pun akan semakin kuat. Zat tambahan pada makanan yang sering menimbulkan efek samping adalah monosodium glutamate atau MSG. Bila dikonsumsi berlebihan, MSG dapat menyebabkan kemerahan dan rasa hangat pada kulit, kepala menjadi terasa ringan, sakit kepala, nyeri pada dada, dan wajah terasa berat.
- Stres berulang atau faktor psikologis karena makanan tertentu
- Penyakit celiac. Orang yang menderita penyakit ini biasanya menderita gangguan pencernaan yang dipicu oleh gluten, protein yang ditemukan dalam roti dan tepung-tepungan.
- Keracunan makanan. Kuman penyakit dalam makanan atau racun tertentu dalam makanan dapat menimbulkan gangguan pencernaan yang berat.
Mekanisme Alergi
Penyebab alergi makanan adalah zat alergen yang ada pada makanan. Alergen berupa protein yang tidak rusak pada saat makanan dimasak dan tidak juga rusak oleh asam lambung. Oleh karenanya, alergen dapat masuk ke dalam peredaran darah dan mencapai organ tubuh. Seseorang yang menderita alergi makanan setidaknya harus pernah terkena alergen sebelumnya. Pada saat pertama kali terkena zat alergen, alergen akan merangsang limfosit yang merupakan bagian dari sel darah putih untuk memproduksi antibodi atau Immunoglobin E (IgE). Antibodi ini akan melekat pada sel Mast jaringan tubuh manusia. Jika kelak orang tersebut memakan makanan yang sama maka antibodi ini akan menyuruh sel Mast untuk melepaskan histamin. Zat kimia yang bernama histamin inilah yang menyebabkan gejala alergi makanan.
Kadang-kadang, sistem kekebalan tubuh dapat mengoreksi dirinya sendiri, dan anak-anak kehilangan gejala alergi setelah mereka dewasa. Akan tetapi, sayangnya alergi akan lebih sering menjadi buruk dan menetap sebagai gangguan alergi seumur hidup.
Alergi pada Bayi atau Anak Kecil
Alergi dapat terjadi pada bayi atau anak kecil. Bayi dapat menderita alergi terhadap susu sapi atau susu kedelai. Gejala alergi makanan pada bayi atau anak-anak biasanya berupa gangguan pencernaan. Jika timbul bentol-bentol merah dan gatal di seluruh tubuh, mulut, leher dan lidahnya membengkak sehingga sulit bernafas, carilah segera bantuan medis. Jika keluarga Anda memiliki riwayat alergi tertentu, mungkin sebaiknya kita mengurangi jenis makanan tersebut dan berkonsultasi kepada dokter anak.
Pemberian ASI eksklusif terbukti dapat menekan timbulnya kasus alergi yang disebabkan genetik. Jika ibu tidak dapat menyusui, maka perhatikan jenis susu pengganti yang digunakan. Jika bayi menderita alergi terhadap susu sapi, maka coba gunakan susu bayi dari kacang kedelai. Sayangnya, kedelai sendiri dapat menjadi pencetus alergi.
Makanan yang Dapat Menimbulkan Alergi
Berbagai makanan tertentu dapat menimbulkan alergi. Alergi susu sapi dan susu bayi dapat diderita oleh anak dan bayi. Selain susu, anak dapat menderita alergi telur atau alergi kacang. Buah-buahan tertentu juga dapat menimbulkan alergi pada anak, seperti buah tomat atau strawberry.
Orang dewasa juga dapat menderita berbagai jenis alergi seperti alergi seafood (ikan laut, udang, kerang, kepiting, cumi, dll), Alergi telur juga banyak diderita orang dewasa. Alergi telur tidak berhubungan dengan alergi ayam, seseorang yang menderita alergi telur bisa saja menyantap ayam tanpa masalah. Selain itu makanan kacang-kacangan, seperti kacang kenari dan kacang tanah, juga dapat menyebabkan alergi pada orang dewasa. Coklat yang berasal dari biji coklat dapat juga menimbulkan alergi.
Cara Mengatasi Alergi
Menghindari makanan penyebab alergi adalah tindakan pencegahan paling utama dalam mengatasi alergi. Jika kita makan di luar, pastikan semua bahan makanan tidak mengandung zat penyebab alergi. Setiap pasien harus memiliki daftar bahan makanan dan makanan penyebab alergi dan membuat menu makanan sehari-hari. Jika seseorang menderita alergi setelah makan makanan tertentu, maka segera hapus makanan tersebut dari daftar menu yang dikonsumsi tiap harinya.
Untuk mengetahui alergi yang diderita seseorang, kita dapat melakukan test alergi. Tes alergi dilakukan dengan menyuntikkan berbagai zat alergen pada permukaan kulit dan melihat reaksinya. Pengujian alergi juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah. Akan tetapi, pengujian ini cukup mahal karena harus dites untuk tiap jenis bahan.
Bila gejala alergi muncul setelah makan makanan tertentu, maka kita dapat melakukan penanganan segera dengan memberikan obat antihistamin untuk mengatasi gejala pada kulit, pencernaan, asma, bersin, dan gatal pada hidung. Alergi yang berat dapat mengancam keselamatan jiwa. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah yang datang sangat cepat dan bisa berakibat fatal. Segeralah bawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.