Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam masa pertumbuhan, seorang anak memerlukan asupan nutrisi yang seimbang yang sesuai dengan usianya. Kebutuhan nutrisi anak bukan hanya untuk pertumbuhan fisik, tetapi juga dibutuhkan oleh otak untuk dapat mengembangkan kemampuannya.
Pada usia 18 tahun umumnya orang sudah berhenti tumbuh. Jadi, yang dimaksud sebagai masa pertumbuhan adalah pertumbuhan yang dimulai dari janin sampai usia 18 tahun. Sayangnya setelah lewat balita, para orang tua biasanya menganggap kebutuhan gizi anak kurang lebih sama seperti dewasa sehingga menu makanannya disamakan dengan menu orang dewasa.
Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat pencernaan pada usia ini belum berkembang sempurna. Selain itu, anak balita sangat rentan terhadap penyakit gigi sehingga menyulitkan makannya. Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun, tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Karena itu, pengaturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.
Memberikan Makanan yang Sesuai dengan Selera Anak
Makanan yang tidak disukai anak tidak perlu dipaksakan untuk diberikan. Biarkan anak untuk lebih leluasa memilih makanannya. Namun, sayuran tetap dianjurkan untuk selalu diberikan meskipun si anak sering tidak menyukainya. Pemberian sayuran disiasati dengan cara dibuat jus yang dikombinasikan dengan buah-buahan sehingga rasanya lebih enak. Misalnya, sawi hijau bisa dikombinasikan dengan nanas yang sudah direbus. Anak usia balita belum dianjurkan diberi sayuran mentah karena enzim pencernaannya belum berkembang sempurna.
Rasa dan cara penyajian makanan sangat mempengaruhi kemauan anak untuk makan. Jika rasa jus tidak enak dan anak menolak, kita bisa membuat variasi jus lain yang lebih disukai anak. Namun, ada beberapa jenis buah berserat tinggi dan mengandung zat-zat berbahaya bagi saluran pencernakan balita yang sebaiknya tidak diberikan. Misalnya rambutan, manggis, nangka, sawo, dan durian.
Pengaturan Makan pada Anak dan Balita
Pada saat anak berumur 6 bulan, anak mulai belajar makan. Mulailah dengan sedikit demi sedikit dan tingkatkan jumlahnya sesuai dengan pertambahan usia anak. ASI masih terus diberikan sampai usia 2 tahun.
Berikut ini jumlah makanan (ASI) jika di konversikan ke dalam jumlah energi :
- Umur 6 – 8 bulan sejumlah 200 kcal/hari
- Umur 9 – 11 bulan sejumlah 300 kcal/hari
- Umur 12-24 bulan sejumlah 550 kcal/hari
Apabila anak sudah di berikan makanan, maka jika di konversikan ke dalam jumlah kalori sebagai berikut :
- Umur 6–8 bulan sejumlah 600 kcal/hari
- Umur 9–11 bulan sejumlah 700 kcal/hari
- Umur 12-24 bulan sejumlah 900 kcal/hari
- Umur 2–5 tahun sejumlah 1250–1750 kcal/hari
Untuk frekuensi pemberian makan di luar ASI, kita dapat mengaturnya sebagai berikut :
- Umur 6-8 bulan sebanyak 2-3 kali sehari
- Umur 9–24 bulan sebanyak 3–4 kali sehari
- Umur 12-24 bulan sebanyak 900 kcal/hari
- Umur 2–5 tahun sebanyak 3 kali sehari
Anak boleh diberi makanan selingan 1 – 2 kali sehari, tetapi jangan biarkan anak suka mengemil, apalagi jajan di luar rumah karena banyak jajanan di luar yang berbahaya untuk anak.