Catering sehat Resep Bunda di Bandung adalah katering harian yang tidak menggunakan minyak jelantah. Minyak jelantah berbahaya bagi tubuh manusia. Pemakaian minyak jelantah secara berlebihan yang sangat berbahaya di sekitar kita mesti diwaspadai, dan kita mesti bertindak melakukan pencegahan untuk diri sendiri maupun keluarga kita. Nah, catering sehat Resep Bunda hendak membahas khusus mengenai minyak jelantah.

Anda suka gorengan? Jajanan ini mudah kita temui dimana-mana dan sudah menjadi kebiasaan kita untuk melahapnya. Bahkan, seorang teman ada yang harus makan nasi dengan gorengan. Gorengan, mulai dari bakwan, pisang goreng, tahu isi, dll selalu memanjakan kita dengan rasanya yang lezat dan renyah. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa gorengan itu dimasak dengan cara yang membahayakan bagi tubuh kita?

Coba kita lihat tukang gorengan di sepanjang jalan. Warna minyaknya yang mendidih selalu berwarna hitam pekat. Semakin pekat warnanya konon akan semakin gurih rasa gorengannya. Ya, itulah minyak jelantah yang sudah digunakan berulang kali. Demi alasan penghematan, minyak jelantah digunakan terus-menerus. Alhasil, kesehatan tubuh yang memakan gorengan lah yang menjadi korbannya. Jika Anda menyukai gorengan, waspadalah terhadap gorengan berwarna gelap dan bertekstur lebih keras dari biasanya karena mungkin minyak yang digunakan adalah minyak jelantah.

Tidak jauh dari perilaku itu, kita pun kadang merasa sayang membuang minyak jelantah dari dapur kita. Minyak jelantah masih saja kita gunakan meski kita tahu bahwa minyak itu sudah tidak layak dipakai.

Padahal kita tahu, minyak jelantah telah mengalami perubahan struktur kimiawinya akibat proses penggorengan. Minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang sementara kolesterol buruk (LDL) semakin meningkat. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit seperti hipertensi, penyumbatan peredaran darah, penyakit jantung, dan stroke. Bahkan lebih dari itu, minyak jelantah dapat menyababkan kanker colon pada usus besar.

Minyak jelantah pun dapat merusak nutrisi baik yang dikandung makanan. Contohnya ikan salmon yang mengandung Omega-3, nutrisi yang bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dalam darah, akan hilang khasiatnya jika digoreng dengan minyak jelantah karena komposisi ikatan rangkapnya menjadi rusak.
 
Jelantah yang bisa dikonsumsi

Kita dapat menggunakan minyak goreng yang kita pakai, tetapi maksimal hanya 3 kali pemakaian. Minyak jelantah yang masih bisa digunakan adalah minyak jelantah yang masih jernih atau bening, berwarna kuning muda, dengan aroma masih segar khas minyak goreng. Minyak jelantah yang berwarna kental atau pekat dan aroma tengik sudah tidak layak digunakan sebagai miyak goreng. Minyak jelantah berwarna pekat sudah mengalami proses degradasi dan oksidasi yang menjadikan minyak tersebut bersifat toksik (beracun bagi tubuh manusia).

Memanfaatkan jelantah

Jika minyak jelantah sudah tidak bisa digunakan karena sudah berwarna pekat, lalu apa yang masih bisa kita lakukan agar minyak jelantah masih bisa dimanfaatkan. Sebagian dari kita mungkin merasa sayang untuk membuangnya begitu saja. Berdasarkan pandangan dari Safriadi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), minyak jelantah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor yang ramah lingkungan, karena termasuk dalam kelompok sumber energi nabati. Limbah minyak goreng berpotensi menjadi alternatif bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menurunkan 100% emisi gas buangan sulfur dan CO2 serta CO sampai 50%. Di kalangan orang tua jaman dulu pun, ada sebagian orang yang menggunakan lampu dengan minyak jelantah ini.

Tertarikkah Anda mencobanya?

Disarikan dari berbagai referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *